Penelitian Ungkap Praktik Kanibalisme Mengerikan di Zaman Perunggu Inggris
Penelitian Ungkap Praktik Kanibalisme Mengerikan Di Zaman Perunggu Inggris
Jakarta, MISTAR.ID
Penelitian terbaru mengungkapkan praktik kanibalisme mengerikan yang dilakukan oleh leluhur orang Inggris pada Zaman Perunggu Awal. Temuan ini berasal dari analisis tulang-belulang yang ditemukan di situs arkeologi Charterhouse Warren, di barat daya Inggris.
Para arkeolog mengungkap bukti kekerasan brutal, termasuk serangan benda tumpul, pemotongan tubuh, hingga konsumsi daging manusia sebelum jasad-jasad tersebut dibuang ke dalam lubang sedalam 15 meter.
“Setidaknya 37 pria, wanita, dan anak-anak dibunuh dan terpotong-potong. Sebagian tubuh mereka kemungkinan dibakar sebelum akhirnya dilemparkan ke dalam terowongan sedalam 15 meter bersama sisa-sisa ternak,” tulis tim peneliti dalam makalah yang diterbitkan pada Senin 16 Desember 2024.
Dilansir dari CNN, penemuan ini mencerminkan tingkat kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam prasejarah Inggris. “Charterhouse Warren benar-benar menonjol sebagai kasus yang sangat tidak biasa,” ujar Rick Schulting, arkeolog dari Universitas Oxford, mengutip Science Alert.
Baca juga: Peringatan 20 Tahun Tsunami, Sirine Serentak Dihidupkan di Aceh
Tim peneliti menganalisis lebih dari 3.000 fragmen tulang dari setidaknya 37 individu. Berdasarkan tanda-tanda kerusakan, mereka menyimpulkan bahwa tulang-tulang tersebut berasal dari satu peristiwa kekerasan besar yang terjadi antara 2210 hingga 2010 SM. Bekas luka potong pada tulang menunjukkan indikasi kuat adanya praktik kanibalisme.
Berbeda dengan penguburan ritual yang menghormati jenazah, tubuh-tubuh ini diperlakukan secara tidak manusiawi. Analisis kimia mengungkapkan bahwa para korban adalah penduduk lokal, bukan orang luar, dan tidak ditemukan bukti bahwa mereka terlibat dalam pertempuran.
Keberadaan tulang sapi di lokasi yang sama menepis teori bahwa kanibalisme dilakukan karena kelaparan. Peneliti menduga tindakan ini bertujuan untuk “mendeklasifikasi” korban, menghilangkan kemanusiaan mereka, dan memperlakukan mereka seperti hewan.
Baca juga: GPIB Immanuel, Gereja Tua Peninggalan Pemerintahan Belanda di Medan
Faktor yang memicu kekerasan ini masih belum jelas, tetapi para peneliti menduga peristiwa tersebut mungkin bagian dari siklus balas dendam yang dipicu tekanan sosial dan politik antar komunitas Zaman Perunggu.
Selain itu, indikasi wabah penyakit di Inggris pada periode tersebut mungkin memperburuk ketegangan sosial dan memicu konflik antar kelompok. Namun, kaitan langsung antara wabah tersebut dengan kekerasan di Charterhouse Warren masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Penemuan di Charterhouse Warren memberikan wawasan baru tentang sisi gelap masyarakat prasejarah Inggris. “Ini adalah salah satu situs arkeologi langka yang menantang cara kita memandang masa lalu,” kata Schulting.
Ia menambahkan, “Kekejaman manusia di masa prasejarah dapat menyamai kebrutalan dalam sejarah modern.”
Penelitian ini menegaskan bahwa kekerasan dan kanibalisme pada periode tersebut bukanlah peristiwa tunggal, melainkan bagian dari pola perilaku yang lebih luas dalam masyarakat Zaman Perunggu. Charterhouse Warren kini menjadi simbol dari kompleksitas dan tantangan sosial yang dihadapi manusia pada masa prasejarah. (cnn/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
Libur Nataru, Penumpang Bus di Siantar Sepi